Sumber : instagram.com/keluargabijak/

Berbagai tantangan dalam menyelenggarakan pendidikan, khususnya pendidikan anak di era masa kini perlu ditanggapi dengan serius. Dalam masa pertumbuhannya, anak-anak kita dihadapi dengan masa di mana arus perkembangan informasi dan teknologi berjalan begitu cepat. Dalam keadaan seperti ini, keluarga berperan penting untuk menjadi filter pertama dalam menerima informasi yang ada sebelum dikonsumsi oleh anak-anak. Jika tidak demikian, alih-alih mendapatkan dampak positif serta manfaat dari perkembangan teknologi dan informasi, anak-anak malah mendapatkan dampak negatifnya.

Dalam agama Islam, seseorang yang lahir ke dunia dianggap lahir dalam keadaan suci dan bersih, kullu maulūdin yūladu alal-fitrah. Orang tua merekalah yang menentukan akan seperti apa anak yang lahir itu tumbuh dan berkembang hingga dewasa nanti. Bagi para pembelajar, mungkin kenal dengan tokoh John Locke yang pernah mengungkapkan teori Tabula Rasa. Sebenarnya tidak berbeda dengan apa yang dikatakan dalam Islam, Locke menganggap bahwa seseorang yang lahir ke dunia ini seperti kertas kosong. Pada intinya, apa yang ada di lingkungan terdekat dari seorang anak yang baru lahir ke dunia menjadi ‘penentuan awal’ akan seperti apa anak tersebut tumbuh berkembang.

Salah satu tantangan terbesar keluarga dalam mengahadapi masalah di masa kini adalah perkembangan teknologi dan informasi yang ditandai dengan meningkatnya penggunaan internet. Ilmu pengetahuan yang dulunya hanya mudah didapatkan dari pendidikan di sekolah, saat ini bisa didapatkan dengan mudah dari internet. Sebagian besar media yang digunakan adalah gawai yang selanjutnya diikuti dengan penggunaan komputer. Fakta menariknya, pelajar menjadi pengguna terbesar internet di Indonesia. Bisa dibayangkan, jika penggunaan internet mereka tidak didampingi atau diawasi oleh keluarga, khususnya orang tua mereka, konten-konten negatif bisa mereka terima dan mereka temui kapan saja. Di sinilah keluarga harus ikut berperan dan terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan anak-anak mereka. Tujuannya, agar anak-anak mendapatkan pendidikan yang baik serta optimal, tentu saja dengan memanfaatkan kehadiran internet dalam proses pendidikannya. Oleh karena itu, orang tua harus bisa berlaku bijak dan tidak boleh udik dalam menerima perkembangan teknologi dan informasi saat ini.

Lalu, hal-hal apa saja yang bisa dilakukan keluarga zaman now untuk terlibat dalam penyelenggaran pendidikan, khususnya pendidikan untuk anak-anak mereka.

Sebelum itu, setiap keluarga harus tahu terlebih dahulu apa maksud dan tujuan dari pelibatan keluarga dalam penyelenggaraan pendidikan. Pelibatan keluarga, sebagaimana yang dijelaskan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2017 tentang Pelibatan Keluarga pada Penyelenggaraan Pendidikan adalah proses dan/atau cara keluarga untuk berperan serta dalam penyelenggaraan pendidikan guna mencapai tujuan Pendidikan Nasional. Adapun Pendidikan Nasional, sebagaimana yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pelibatan keluarga dalam penyelenggaraan pendidikan setidaknya mendukung penyelenggaraan pendidikan pada 3 elemen, yaitu Satuan Pendidikan di mana anak-anak mereka mengenyam pendidikan, Keluarga itu sendiri, dan Masyarakat di mana suatu keluarga tinggal. Ketiga elemen tadi juga disebut sebagai Tri Sentra Pendidikan yang telah dicetuskan oleh Bapak Pendidikan Indonesia, yaitu Ki Hajar Dewantara.

Selanjutnya, keluarga zaman now bisa melakukan hal-hal atau tindakan-tindakan berikut sebagai bentuk pelibatan pada satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat.

  • PADA SATUAN PENDIDIKAN

Sumber : instagram.com/ind_mengajar/

Satuan Pendidikan merupakan kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan anak usia dini (PAUD), pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan kesetaraan. Artinya, jika keluarga memiliki anak yang sedang bersekolah di jenjang pendidikan sekolah dasar, maka sekolah dasar merupakan satuan pendidikannya. Jika keluarga memiliki anak yang baru saja masuk di jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD), maka PAUD tersebut merupakan satuan pendidikannya. Begitu juga pada jenjang pendidikan yang lainnya. Adapun hal-hal yang bisa dilakukan keluarga zaman now pada Satuan Pendidikan adalah sebagai berikut.

  1. Keluarga Harus Ikut Terlibat

Anggapan yang telah dipikirkan dan dipahami oleh banyak keluarga sejak dulu adalah bahwa sekolah adalah tempat yang dipercaya untuk meningkatkan pendidikan, baik dalam pendidikan umum, maupun pendidikan karakter seorang anak. Kegiatan-kegiatan sekolah yang mengikutsertakan keluarga pun seringkali diabaikan. Pada akhirnya, keluarga tidak mau ikut campur dan menyerahkan segala bentuk pendidikan hanya kepada sekolah saja. Anggapan seperti ini tentu saja keliru. Keluarga zaman now harus mengubah pandangan tersebut dan mulai ikut terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan anak di sekolah. Misalnya dengan menghadiri pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan sekolah, menjadi anggota komite sekolah, mengikuti rapat wali kelas, ikut hadir dalam pementasan akhir tahun sebagai dukungan kepada sang anak, menjadi narasumber apabila memiliki kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan dan acara yang diselenggarakan sekolah, dan berbagai kegiatan positid yang dapat melibatkan keluarga dengan sekolah.

  1. Memantau Kegiatan Sang Anak

Selain ikut terlibat di berbagai kegiatan positif yang diadakan sekolah, keluarga zaman now juga harus mengetahui aktivitas apa saja yang dilakukan oleh sang anak selama di sekolah. Tentu hal ini bukan untuk mengusik pilihan anak dalam berkegiatan, tetapi untuk memastikan bahwa apa yang dilakukan sang anak di sekolah adalah kegiatan-kegiatan yang positif dan bermanfaat. Misalnya, jika keluarga memantau kegiatan sang anak dan mendapatinya kesulitan dalam memilih kegiatan kokurikuler ataupun ekstrakurikuler, keluarga bisa mengambil peran dengan memberikan saran dan masukan yang membangun untuk sang anak. Selain itu, memantau kegiatan sang anak di sekolah juga bertujuan untuk mencegah hal-hal seperti kekerasan, pornografi, pornoaksi, dan penyalahgunaan narkoba, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (NAPZA) tidak terjadi.

  • PADA SATUAN KELUARGA

Sumber : instagram.com/rumahdongengmentari/

Keluarga merupakan unit terkecil yang ada di dalam masyarakat. Setidaknya, sebuah keluarga terdiri dari suami istri dan anaknya. Hal-hal yang bisa dilakukan keluarga zaman now pada Satuan Keluarga misalnya sebagai berikut.

  1. Mendukung Proses Belajar Anak

Di masa perkembangan teknologi dan informasi yang cepat ini, keluarga zaman now bukan berarti harus menutup dari dari berbagai dampak yang diberikan. Sebaliknya, keluarga zaman now harus memanfaatkan fasilitas yang ada dengan sebaik-baiknya. Dalam mendukung proses belajar anak, fasilitas internet bisa digunakan sebagai sarana penunjang dalam memfasilitasi anak untuk belajar. Ingat, internet dijadikan sebagai sarana penunjang, bukan diajadikan rujukan utama dalam proses belajar anak. Misalnya, jika sang anak merasa kurang dalam sumber bacaan dan tidak menemukan di buku-buku yang ada, internet bisa digunakan untuk mengakses bacaan yang cukup banyak. Tentu saja keluarga perlu mendampingi anak saat menggunakan internet. Untuk melakukan itu semua, keluarga zaman now harus tahu apa saja kebutuhan anak dalam proses belajarnya, bukan malah acuh dan tidak memedulikannya. Selain itu, apabila sang anak mendapati hasil yang kurang memuaskan padahal telah menyiapkan berbagai hal dengan baik dalam prosesnya, keluarga zaman now tidak boleh memarahi dan menjelek-jelekkan sang anak. Sang anak justru harus didukung dan diberikan motivasi agar kepercayaan diri mereka tetap terjaga. Dengan demikian, komunikasi antara keluarga dan anak akan terjalin dengan baik.

  1. Menumbuhkan Nilai-Nilai Karakter Anak

Tujuan akhir dari pelibatan keluarga dalam penyelenggaraan pendidikan adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter guna mencapai peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Karakter merupakan sesuatu yang melekat kuat pada diri seseorang, dan sesuatu yang melekat kuat pasti sudah ditanamkan sejak dini. Begitu pula dalam menumbuhkan karakter anak-anak, keluarga zaman now harus menanamkan nilai-nilai kebaikan sejak anak masih kecil. Penumbuhan karakter tersebut bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan cara membiasakan pembacaan buku kepada anak. Banyak keluarga sering berdalih bahwa anak-anak meraka masih kecil dan belum waktunya untuk belajar membaca. Padahal, manfaat dari kegiatan membacakan buku sejak dini bukan hanya bertujuan agar anak mampu membaca, lebih dari itu. Jika seorang anak telah terbiasa dengan buku-buku sejak kecil, maka kecintaan terhadap buku pun akan tumbuh. Hal inilah yang perlu dilakukan oleh keluarga zaman now. Berbagai cara seperti mendongengkan cerita kepada anak bisa digunakan.

Artikel tentang dongeng dalam konteks pendidikan nasional bisa dilihat di sini.

Kemudahan dari teknologi mungkin memudahkan keluarga mengakses berbagai informasi, seperti mencari cerita-cerita dongeng atau memberikan video animasi misalnya. Akan tetapi, keluarga zaman now harus sadar bahwa kemudahan itu bukan dipakai sebagai sarana utama dalam menumbuhkan karakter anak. Terlebih lagi, penelitian mengatakan bahwa media yang paling cocok dalam membantu perkembangan anak adalah buku bergambar. Buku-buku yang dibacakan kepada anak tentunya harus memuat nilai-nilai kebaikan dan disesuaikan sesuai dengan usia dan perkembangan anak. Dengan demikian, selain menumbuhkan kecintaan anak terhadap buku, tingkat bacaan dan literasi anak-anak di Indonesia akan meningkat. Logikanya, jika tingkat baca buku masyarakat di Indonesia tinggi, karakter serta kemampuan dalam mewujudkan peradaban bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa akan terpenuhi.

  • PADA SATUAN MASYARAKAT

Sumber : instagram.com/warungbacanelayan/

Pelibatan keluarga dalam penyelenggaraan pendidikan pada satuan masyarakat sebenarnya sederhana, yaitu dengan membuat suasana positif di lingkungan masyarakat. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di ranah keluarga pun sebenarnya bisa diterapkan di lingkungan masyarakat, seperti yang dilakukan para ibu di kampong Pucangsari, Magelang dengan membuat ‘kampung baca’ di lingkungan masyarakat mereka. Artikel selengkapnya bisa dilihat pada laman sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id atau pada artikel berjudul “‘Kampung Baca’ Inistiatif Para Ibu Dorong Minat Baca” pada laman berikut.

https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/index.php?r=tpost/xview&id=4592

Para ibu di kampung tersebut berangkat dari keresahan terhadap penggunaan gawai oleh anak-anak yang semakin meningkat. Mereka kemudian berinisiatif untuk membuat sebuah tempat bacaan agar aktivitas anak-anak mereka bisa lebih bermanfaat serta mendorong minat baca di lingkungan mereka. Gerakan seperti ini seharusnya bisa dilakukan juga oleh keluarga zaman now di lingkungan masing-masing. Kuncinya adalah keinginan dan kekompakkan setiap keluarga yang ada dalam suatu masyarakat untuk memberikan fasilitas terbaik dalam pertumbuhan anak-anak di lingkungan mereka. Jika tercipta lingkungan masyarakat yang baik dan bermanfaat, maka dampak yang diberikan kepada anak-anak juga baik dan bermanfaat.

Dengan mewujudkan pelibatan keluarga pada 3 elemen yang terdapat di dalam Tri Sentra Pendidikan, cita-cita dari Pendidikan Nasional di Indonesia pun akan segera dicapai.

Selamat Hari Keluarga Nasional!

Aktifitas Kelas Mendongeng #3 . Dimulai dengan sesi talkshow tentang "Apa pentingnya orangtua mendongeng kepada anak?" Bersama Kak Arif (seorang ayah sekaligus guru, serta aktif mempopulerkan budaya bertutur), Kak Ella (seorang ibu yang senang sekali bercerita dengan boneka kesayangannya), dan Kak Edwi (sebagai asisten psikologi di Omah Perden). . Kemudian dilanjutkan sesi active class dan praktek mendongeng masing-masing kelompok. Seru sekali penampilan mendongeng dari ayah/ibu dan teman-teman volunteer ? . Terimakasih yaa! Sampai jumpa di Kelas Mendongeng #4 ? . Video ini dibuat oleh salah satu volunteer RDM: @alfialfiah terimakasih alfi! . #rumahdongengmentari #kelasmendongeng #3 #activeclass #storytellingclass #story #dongeng #eventjogja #storyteller #storytelling

A post shared by Rumah Dongeng Mentari (@rumahdongengmentari) on

Kelas Mendongeng oleh Rumah Dongeng Mentari

Salah satu kegiatan positif yang bisa diikuti oleh keluarga.

#sahabatkeluarga

 

Referensi

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2016. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kemdikbud RI.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2017. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Tentang Pelibatan Keluarga pada Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta: Kemdikbud RI.

Miller, Sara dan Pennycuff, Lisa. 2008. “The Power of Story: Using Storytelling to Improve Literacy Learning”. Dalam Journal of Cross-Disciplinary Perspectives in Education, Vol. 1, No. 1, hlm. 36-43.

https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/index.php?r=tpost/xview&id=4592